TPS

posted by Labels: at

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan berbagai macam aktivitas salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada hakikatnya orang bekerja tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tetapi juga untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. (As’ad 2001)
Manusia, dalam hal ini karyawan dalam melakukan pekerjaannya berdasarkan suatu sistem kerja. Sistem kerja , pada dasarnya terdiri dari 4 komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin, dan peralatan kerja, serta lingkungan kerja (Rachmat dan Henny, 1999). Keempat komponen tersebut, komponen manusia atau karyawan menjadi pusat dalam sistem kerja yang bersangkutan, karena pada dasarnya karyawan berperan sebagai perencana dan perancang suatu sistem kerja, selain sebagai pengendali yang berinteraksi dengan sistem.
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi merupakan ciri khas usaha modern yang senantiasa menempatkan efisiensi dan efektifitas sebagai nilai moral yang tinggi, sumber daya manusia, dalam hal ini karyawan, merupakan aset yang sangat berharga dalam pencapaian tujuan perusahaan (Flipo, 1988). Oleh karena itu perhatian terhadap kamampuan karyawan sebagai tenaga kerja perlu dikembangkan untuk mendorong pencapaian performansi kerja yang optimal yang selanjutnya dapat menghasilkan prestasi kerja.
Upaya yang dilakukan perusahaan untuk menggali dan mengembangkan kemampuan karyawan yang dimiliki adalah berkaitan dengan performansi kerja (Kustiyah,1994). Penilaian performansi sering dilaksanakan dalam organisasi untuk berbagai macam tujuan termasuk keputusan administratif (seperti : kenaikan gaji, promosi) umpan balik pengembangan serta riset kepegawaian. Penilaian performansi merupakan yang terpenting diantara sistem-sistem sumber daya manusia dalam organisasi, seperti yang digambarkan dalam keputusan-keputusan kritis yang perlu untuk melengkapi berbagai macam tindakan-tindakan dan hasil-hasil sumber daya manusia (Judge & Ferris dalam cowley, 1998). Saat ini penilaian performansi merupakan sesuatu yang umum dan penting dilakukan didalam sebuah organisasi, penilaian performansi merupakan salah satu dari bidang riset yang terbesar dalam psikologi industri dan organisasi (Murphy & cleveland dalam cowley, keeping & levy, 1998).
Dalam dunia bisnis, masih banyak perusahaan yang mengalami hambatan dalam mencapai performansi kerja yang tinggi, khususnya dalam perusahaan yang bergerak di bidang asuransi. Perusahaan asuransi berfungsi menjamin perlindungan terhadap masa depan seseorang yang dipertanggungkan, karena disamping kehidupan yang kita lalui setiap hari, sadar atau tidak sadar manusia dihadapkan pada resiko kehidupan manusia seperti meninggal dunia terlalu cepat dan cacat total (Syamsul, 2008). Performansi kerja perusahaan tergantung dari performansi kerja karyawan. Dalam perusahaan asuransi, performansi kerja karyawan khususnya karyawan dinas luar sangat tergantung dengan kondisi pasar yang ada. Pasar merupakan salah satu kunci yang sangat mempengaruhi masa kejayaan suatu produk, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pimpinan untuk lebih membangun potensi marketingnya tidak hanya dalam kekuatan pengetahuan tentang produk secara menyeluruh tetapi juga dalam hal pengembangan wawasan potensi produktifitas dan wawasan pengetahuan produk produk pesaing (Hera, 2009).
Kenyataan lain yang masih menjadi permasalahan dalam perusahaan asuransi yang memperlambat peningkatan performansi kerja seperti yang dikemukakan oleh Hera (2009) masih banyak agen yang masih bekerja dengan sistem lama yaitu sistem kunjungan dari rumah ke rumah dalam suatu blok. Keberanian agen dalam membuka dan menembus pasar executive di tingkat perkantoran masih sangat lemah. Pasar ditingkat executive muda masih sangat luas. Sistem lama dengan kondisi yang sekarang layaknya mulai di teliti kembali, permasalah sering timbul saat kontrak asuransi mulai diatas tahun ke 4. Komisi agen sudah tidak ada sementara penagihan tetap harus berjalan, uang transpor yang kecil tidak sebanding dengan kerja rumit dan permasalahan yang beragam. Kasus polis hilang, keterlambatan pembayaran karena kesulitan ekonomi atau kestabilan rumah tangga pemegang polis hanya sebagian dari permasalahan yang dihadapi dan menjadi beban yang berdampak pada kinerja marketing dalam hal memantain marketnya. Belum lagi ditambah dengan persaingan antar para marketing ditingkat intern dan extern mulai dari tingkat agen hingga pimpinan. Sebuah berita dalam hukumonline menyebutkan kasus yang paling banyak dilaporkan ada pada perusahaan asuransi jiwa.
Dengan permasalahan-permasalahan yang ada, perusahaan harus semakinjeli untuk meningkatkan performansi kerja karyawan. Permasalahan tidak selalu timbul dari perusahaan sendiri maupun nasabah, tetapi muncul dari dunia persaingan yang semakin tinggi. Banyaknya perusahaan asuransi di Indonesia, menimbulkan sikap kompetitif diantara para pemimpin untuk lebih meningkatkan performansi perusahaan. Dunia bisnis yang penuh dengan kompetisi menjadi salah satu motivasi karyawan dalam meningkatkan performansi kerjanya.
Individu sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain. Interaksi ini akan menimbulkan hubungan ketergantungan satu sama lain. Kehadiran orang lain dalam kehidupan pribadi seseorang sangat diperlukan hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya secara sendirian. Individu membutuhkan interaksi & komunikasi dengan orang lain terutama orang-orang terdekat
Individu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan, maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment), penyesuaian diri yang baik antara lain ditandai dengan apabila individu dapat menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah, tapi individu tersebut tetap bisa atau memodivikasi keterbatasan itu seoptimal mungkin seperti yang diungkap oleh Hober dan Runyon (Rini, 2001). Namun sebaliknya apabila individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, maka individu dikatakan memiliki penyesuaian diri yang buruk (poor adjustment). Penyesuaian diri yang buruk antara lain ditandai apabila individu menerima kenyataan secara positif dan tidak bisa melakukan usaha atau apapun untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki seperti yang diungkapkan Hober dan Runyon (Rini,2001)
Scneiders (Astuti, 2003) Penyesuaian diri dirumuskan dalam pengertian dan ketrampilan dalam mengatasi masalah yang dimiliki individu berbeda-beda sesuai denga tingkat perkembangan serta status dan perannya dalam kehidupan.
Komunikasi sangat diperlukan oleh setiap orang yang hidup dalam masyarakat sebagai konsekuensi dalam hubungan sosial. Komunikasi mengandung makna suatu proses pernyataan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi interpersonal dijelaskan oleh Lake (1986) sebagai semua bentuk tingkah interpersonal dan memungkinkan seseorang pada orang lain. Komunikasi interpersonal seperti yang dijelaskan oleh Lake (1986) sebagai semua bentuk tingkah laku interpersonal dan memungkinkan seseorang untuk kontak dengan orang lain.
Efendy (1999) mengungkapkan bahwa hakekatnya proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang pada orang lain. Pikiran tersebut berupa gangguan informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya, sedangkan perasaan bisa berupa keyakinan, kapastian karagu-raguan kekhawatiran kemarahan, kebranian dan sebagaiman yang timbul dari lubuk hati.
Performansi kerja perusahaan tergantung dari performansi kerja karyawan. Dengan tingginya Kemampuan komunikasi interpersonal dan kemampuan penyesuaian diri dalam suatu perusahaan berpengaruh juga terhadap performansi kerja, karena apabila karyawan memiliki kemampuan komunikasi dan kemampuan penyesuaian diri yang tinggi maka akan berpengaruh pada performansinya dalam produktivitas perusahaan.
B. Keaslian penelitian
Ada beberapa penelitian yang memiliki tema performansi kerja seperti yang telah diteliti oleh dwi rohmawati chasanah (2009) dengan judul “Hubungan kompetensi kerja dengan performansi kerja karyawan” Selain itu performansi kerja juga pernah diteliti oleh Siti Kusnul Khotimah (2007) dengan judul Hubungan Antara Motivasi kerja Dengan performansi kerja karyawan. Tetapi terdapat perbedaan perbedaan penelitian sebelumnya yaitu variabel bebas yang digunakan penulis dengan peneliti sebelumnya serta lokasi yang diteliti berbeda.
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dan kemampuan penyesuaian diri dengan performansi kerja pada para karyawan.
D. Manfaat
  1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan, bagi peneliti lain yang akan meneliti mengenai masalah kemampuan penyesuaian diri dan komunikasi interpersonal dengan performansi kerja, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan agar hasilnya lebih maksimal.
  1. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk mengetahui apakah teori komunikasi interpersonal dan kemampuan penyesuaian diri menentukan performansi kerja sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menciptakan situasi lingkungan kerja yang kondusif untuk peningkatan performansi karyawan pada perusahaan. Serta menjadi bahan masukan bagi organisasi perusahaan dalam usaha meningkatkan performansi kerja pada para karyawannya.
Post a Comment

Back to Top