Kreapelin

posted by Labels: at
Nama tes                   : TES KREAPLIN
Bentuk yang tersedia           : Bentuk yang tersedia berupa satu lembar kertas dobel kuarto memanjang bolak-balik terdiri atas 4 halaman. Halaman 1 untuk Scoring, halaman 2 dan 3 berisi soal. Halaman 4 untuk scoring grafik dan intepretasi. Lembar tes dalam bentuk terpakai habis. Tes dalam bentuk angka-angka sederhana, yaitu dari 1 sampai 9. Subjek diminta untuk menjumlahkan angka-angka secara berurutan dari bawah ke atas untuk dua angka yang berdekatan tanpa ada angka yang dilewati.
Tujuan tes                 : tes ini digunakan untuk semua kepentingan yang memerlukan pengukuran terhadap aspek kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja, dan ketahanan kerja. Biasanya sangat sering digunakan untuk kepentingan seleksi, promosi dan mutasi dalam bidang kerja dan jabatan (Psikologi industri). Terkadang bidang psikologi lainnya juga menggunakan tes ini, seperti psikologi pendidikan, klinis, dan bidang lainnya yang disesuaikan dengan kepentingannya.
Aspek-aspek yang diukur        : kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja, dan ketahanan kerja.
Sajian                                : tes ini dapat disajikan secara individual maupun klasikal.
Waktu penyajian              : Waktu keseluruhan yang diperlukan kurang lebih 20 menit. Perinciannya adalah sebagai berikut;
a.    Pengisian identitas subjek    : 4 menit
b.    Instruksi                                : 2 menit
c.    Latihan                                 : 1 menit
d.    Mengerjakan soal                : 12 menit 30 detik
Instruksi tes: Dalam tes ini anda akan menghadapi kolom-kolom yang terdiri dari angka-angka. Tugas anda adalah:
1. Menjumlahkan tiap-tiap angka dengan satu angka di atasnya (beri contoh dengan mengutip 10 angka terbawah kolom pertama). Jadi anda kerjakan dari bawah ke atas.
2. Dari hasil penjumlahan ini, anda hanya menuliskan angka satuannya saja. Misalnya penjumlahan 5 dan 9 adalah 14, maka yang anda tulis cukup angka 4-nya saja. Angka satuan itu hendaknya ditulis di sebelah kanan, tepat diantara kedua ngka yang baru anda jumlahkan.
3. Bila anda membuat kesalahan dalam emnjumlahkan atau menulis, misalnya seharusnya 9 anda tulis 6, maka anda tidak perlu menghapus angka yang salah itu. Cukup anda coret angka yang salah itu dan dibetulkan disampingnya atau anda pertebal dengan angka yang benar (beri contoh).
4.  Setiap beberapa saat anda akan mendengar ketukan semacam ini (beri contoh ketukan). Pada saat ketukan itu anda harus pindah ke kolom sebelah kanannya. Mulailah lagi menjumlahkan angka-angka di kolom itu dari bawah ke atas, demikian seterusnya (jangan berhenti dulu).
5. Anda hendaknya bekerja secepat dan seteliti mungkin.
6. Sebagai latihan, marilah kita kerjakan contoh yang terdiri dari dua lajur angka yang terdapat pada lembaran tes. Kita mulai dari lajur paling kiri. Mulai dari bawah, jumlahkan tiap angka dengan angka di atasnya. “Ya. Mulai !” (setelah 30 detik beri tanda ketukan). :stop! Pindah kolom berikutnya!”
(setelah 30 detik, bunyikan ketukan) “Ya! Berhenti!”
(setelah selesai mengerjakan contoh, periksa apakah tiap orang telah mengerjakan dengan benar)
“sudah paham semuanya?”
“sekarang, letakkan dahulu alat tulis anda”
Anda buka kertas yang ada di hadapan anda. Bila saya beri tanda
mulai, kerjakan kolom paling kiri, bila saya ketuk, langsunglah
pindah ke kolom berikutnya di sebelah kanannya, dan seterusnya.
“siap?....mulai!
Reabilitas dan validitas:                   Arief wangsa (1965) dalam penelitiannya tentang validitas ini menemukan tentang koefisien validitas r=0,54 untuk aspek ketepatan kerja. r= 0,57 untuk aspek ketelitian kerja, r=0,52 untuk aspek keajegan kerja, dan r=0,40 untuk aspek ketahanan kerja.
Darochom effendi (1966) untuk tujuan penelitian yang sama yang dilakukan di PN kertas blabak Menemukan koefisien validitas r=0,47 untuk aspek kecepatan kerja, r=0,58 untuk aspek ketelitian kerja, r=0,32 untuk aspek keajegan kerja, r=0,33 untuk aspek ketahanan kerja.
Ang hwa lie dalam penelitian yang sama pada karyawan PN semen gresik menemukan koefisien validitas r=0,49 untuk aspek kecepatan kerja, r=0,42 untuk aspek ketelitian kerja, r=0,60 untuk aspek keajegan kerja dan r=0,42 untuk aspek ketahanan kerja.
Reabilitas tes ini telah diteliti oleh tukul santoso (1967) di PN Blabag magelang menemukan koefisien reabilitas r= 0,875 untuk aspek kecapatan kerja. r=0,758 untuk aspek ketelitian kerja, r= 0,870 untuk aspek keajegan kerja dan r= 0,912 untuk aspek ketahanan kerja.
Cara pemberian Skor:
a.     Memeriksa semua hasil penjumlahan angka dalam deret satu persatu. Angka pnjumlahan yang salah dan terlewati diberi tanda tersendiri.
b.    Hasil penjumlahan yang benar dipindahkan dalam grafik pada halaman 4 untuk memperoleh grafik yang bersih
c.    Sekor untuk kecepatan kerja ialah jumlah hasil penjumlahan yang benar pada seluruh deret dibagikan dengan jumlah deret (50).
Kecepatan kerja =
d.    Menghitung skor ketelitian kerja dengan menjumlahkan beberapa kali kesalahan, menjumlah kesalahan yang diperbuat oleh subjek dan beberapa kali angka dalam deret yang dilewati. Ketelitian kerja (∑ error + ∑ skipped).
e.    Menghitung skor keajegan kerja adalah dengan mencari penyimpangan rata-rata dari rerata dan dibagi dengan jumlah deret.
Keajegan kerja =      keajegan kerja juga dapat dilihat dari range atau jarak antara sekor tertinggi dikurangi sekor terendah, namun cara ini terlalu kasar untuk memperkirakan keajegan kerja subjek. Keajegan kerja =  -
f.     Sekor ketahanan kerja diperoleh dengan menggunakan rumus persamaan garis ketahanan kerja, yaitu:
Y = a + bx
a = y – bx
b = 
kemudian dari rumus ini dihitung selisih antara y50-y0 yang merupakan nilai ketahanan kerja.
apabila selisih skor menunjukan tanda negatif (-) berarti ketahanan kerja menurun dan apabila selisih skor menunjukan tanda positif (+) berarti ketahanan kerja meningkat.
Norma : Marcham darokah (1967) menyusun tes ini untuk siswa-siswa SMA di yogyakarta dengan 258 subjek yang terbagi menjadi 3 kategori sekolah yaitu subsidi/Negeri, berbantuan dan swasta. Dari kategori ini kemudian dipisahkan lagi menjadikelompok kelas yaitu kelas I, II, dan III yang kemudian dibagi lagi menjadi jenis kelamin pria dan wanita.
Sukarti dkk (1975) menyusun norma tes kreaplin ini berdasarkan kelompok usia subjek, mulai dari usia 15 tahun sampai dengan usia 44 tahun jarak usia ini terbagi menjadi 6 kelompok dengan interval 4. Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 284 orang.
Nuryati atamimi (1980) telah melakukan pembakuan norma tes ini untuk siswa-siswa lulusan SMEA dan STM di yogyakarta dengan menggunakan subjek 436 orang.
Peneliti yang sama kemudian melakukan penelitian yang bertujuan yang sama terhadap/ untuk sarjana dengan subjek penelitian sebanyak 236 orang yang dilakukan pada tahun 1981. Kemudian pada tahun 1982/1983 melakukan lagi pembakuan norma tes ini untuk siswa lulusan SMA dari jurusan IPA dan IPS. Dengan menggunakan subjek sebanyak 517 orang.
Catatan: tes ini digunakan untuk kepentingan mendesak oleh karena itu baik waktu maupun materi yang digunakan sangat sederhana. Waktu singkat dan tidak memerlukan persiapan rumit. Tes ini nampaknya mengukur keempat aspek yang ingin diukurnya terutama untuk kecepatan dan ketelitian kerja.
Referensi: Anastesi, A,. 1968. Psychological testing, third edition. New york, McMillan publishing Co,.Inc.
Ang Hwa Lie. 1967. Studi tentang validitas tes kreaplin terhadap para karyawan-karyawan PN semen gresik. Skripsi Sarjana. Psikologi UGM. Tidak diterbitkan
Arief wangsa, 1965. Studi tentang validitas tes kreaplin terhadap para karyawan-karyawan PNPR Budjana  Yasa, pabrik rokok taruna martani. PNPR  Nupiksa Yasa. Balai penelitian Batik, PNPR keramika yasa. Pabrik keramik Yogyakarta. Skripsi sarjana. Psikologi UGM. Tidak diterbitkan
Darochim Effendi, 1966. Studi tentang standarisasi dan validasi tes kreaplin para karyawan PN blabag Magelang, skripsi Sarjana Psikologi UGM. Tidak diterbitkan.
Sukarti, dkk. Standarisasi tes kreaplin (menurut kelompok umur). Jurnal psikologi. No. 1 Th. 5 – 1975 hal. 14 – 21.

Post a Comment

Back to Top